Mr. RyOuSt's Fan Box...

GOOGLING..

MARI #NANGKRING SAMA KITA .. EMEMBEAN .. :)

Selasa, 19 Oktober 2010

Dari Karnaval Hari Jadi





Buat seorang fotografer, mengabadikan setiap momen adalah berharga adanya. Demikian juga seorang jurnalis, melaporkan kepada audiens pun membutuhkan kejelian menangkap setiap peristiwa. Memilah dan memilih, dari sudut mana yang memungkinkannya mempunyai nilai berita. Berikut, adalah copy paste seputar Karnaval Hari Jadi, masing-masing tweet teman kita @wd_kurniawan dan liputan Harian Suara Merdeka. Adegan-adegan sepanjang acara Karnaval Hari Jadi, mungkin saja direncanakan dan diharapkan konsisten dan prima dari awal sampai akhir. Tak selalu begitu yang bisa terjadi, karenanya akan ada pula titik-titik yang perlu diketahui dan dikuasai para pembidik adegan. Sesaat sebidik, untuk bicara 1000 kata setelahnya.. :)

17 Oktober 2010 | 17:44 wib | Daerah

Pelaksanaan Karnaval Hari Jadi Dinilai Amburadul

image

Purworejo, CyberNews. Pelaksanaan Karnaval Budaya Hari Jadi Kabupaten Purworejo ke-1.109 yang dilaksanakan selama dua hari, Jumat-Sabtu (15-16/10) banyak dikeluhkan, baik orang tua peserta karnaval maupun masyarakat yang penonton. Pelaksanaan karnaval budaya itu dinilai amburadul dan terkesan kurang matang dalam perencanaanya.

Akibatnya, karnaval yang semestinya berlangsung sebagai pagelaran hiburan sekaligus pariwisata itu berlangsung tidak lebih dari sekedar seremonial belaka yang menghabiskan uang jutaan rupiah.

Pelaksanaan karnaval hari pertama melibatkan ribuan siswa TK dan PAUD se-Kabupaten Purworejo. Sedikitnya ada 70 lembaga pendidikan anak usia dini yang mengikuti karnaval tersebut. Beberapa penampilan yang disuguhkan peserta karnaval antara lain pakaian adat, drum band, pakaian profesi, dan masih banyak yang lain.

Namun sayang, pelaksanaan kirab karnaval seperti tidak terkoordinir. Antara kelompok peserta dengan kelompok yang lain jaraknya terpaut cukup jauh. Akibatnya penonton harus menunggu waktu yang lama, sehingga kemeriahannya tidak terlihat. "Kalau jaraknya seperti ini terlalu jauh. Kelamaan dan kemeriahannya hilang," ujar Ana (27), salah satu warga yang menonton.

Persoalan lainnya yang dinilai kurang matang perencanaan adalah rute yang ditempuh dinilai terlalu jauh untuk ukuran anak-anak. Rute yang ditempuh sekitar 1,5 km. Start dari depan kantor bupati. Selanjutnya masuk ke jalan Mayjend Sutoyo. Di pertigaan selatan gedung DPRD, peserta berbelok dan menuju jalan Mayjend Sutoyo dan masuk komplek alun-alun kembali.

Di sepanjang perjalanan, para peserta terlihat sudah sangat kelelahan meskipun baru menempuh setengah rute perjalanan. Akibatnya ibu-ibu dari peserta karnaval terpaksa menggendong anaknya karena rewel tidak kuat lagi untuk jalan.

Konsep Tak Jelas

Pengamat budaya, Widiarso Yuliastono menilai, panitia tidak memiliki konsep yang jelas dalam pelaksanaan karnaval budaya tahun ini. "Tujuh belasan sudah tidak ada karnaval. Masyarakat berharap karnaval hari jadi berlangsung meriah. Tapi faktanya amburadul tanpa konsep yang matang," kritiknya.

Menurut Yuli, banyak warga penonton yang kecewa sebelum pelaksanaan karnaval selesai. Tidak sedikit yang akhirnya membubarkan diri. Misalnya saat di perempatan eks bioskop Bagelen, antara peserta karnaval yang satu dengan yang lain justru bertemu. Akibatnya peserta karnaval terjebak kemacetan.

"Untuk urusan teknis saja tidak selesai. Masih ada problem yang tidak terselesaikan. Saya kira untuk karnaval tahun depan bupati lebih baik menyerahkannya kepada pihak swasta supaya dikelola secara profesional dan bisa menjadi daya tarik wisata. Daripada diserahkan ke panitia dari internal pemkab pelaksanaanya amburadul seperti ini," katanya.

Sementara itu, Bupati Purworejo Drs. H Mahsun Zain, MAg. dalam sambutannya mengatakan, kegiatan karnaval itu dimaksudkan sebagai ajang untuk mempromosikan budaya lokal serta untuk menambah daya tarik wisata. Karnaval itu menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya. "Potensi-potensi dari setiap daerah bisa terlihat dalam karnaval ini karena setiap daerah menunjukkan keunggulannya masing-masing," tandasnya. ( Nur Kholiq /CN27 )