Mr. RyOuSt's Fan Box...

GOOGLING..

MARI #NANGKRING SAMA KITA .. EMEMBEAN .. :)

FRIENDS

Ini sebuah band ‘baru’ asal Purworejo, yang ‘belum apa-apa sudah bikin gara-gara’. Betapa tidak, untuk menuliskan namanya saja, butuh mengingat-ingat: “Ejaannya seperti apa ya?”
Tapi ada juga lho yang ngaku: “Ooo, ternyata nama Mr. RyOuSt itu maksudnya begitu, baru sadar!”. Nah, punyakah kamu cerita misteri tentang misterius/Mr. RyOuSt yang barusan terkuak? Ceritain aja…
***
Kadang-kadang sebuah kata-kata yang awalnya tak enak didengar, lama-kelamaan bakal enak juga didengar, bahkan dirasakan dengan penuh penghayatan. Bisa membuat hanyut, terbawa perasaan dan naluri kemanusiaan lainnya. Barangkali, salah satu kata Mr. RyOuSt dan misterius ini adalah contohnya. Mr. RyOuSt sebagai nama sebuah band walau dengan ejaan yang berbeda, fonetiknya memang mirip dengan kata misterius, bahkan kadang susah membedakannya. Apa sebab? Hayooo, siapa bisa jawab…
***
Jikalau ada tiga buah kelompok musik band dimunculkan dari sebuah sekolah, mungkin teramat biasa. Di Dlangu, akan terasa amat istimewa untuk saat-saat ke depan, tatkala tiga buah kelompok musik band tersebut sama-sama berhasil meniti jenjang ke papan atas nasional. Dari ketiganya, kebetulan masih ada yang bersekolah, artinya secara usia, mereka sama sekali belum terlambat. Setidaknya untuk ukuran yang proporsional, dunia hiburan yang didukung perkembangan teknologi dan telekomunikasi terkini, diyakini lebih menjanjikan. Ketiga band tersebut adalah:
  1. Mr. RyOuSt Band Indie Purworejo
  2. Sonic Band Indie Purworejo
  3. The Asisstenz Band Indie Purworejo
Kini ketiga-tiganya masih boleh dibilang berusia muda, bukan daun muda atau brondong lho istilahnya. Semoga mereka tidak segera sok ngartis, sombong, lebay dan sebagainya. Mereka sah-sah saja untuk membangun karakter-karakter band yang bertalenta, sekaligus bermerek dan cita rasa kampiun! [djnn/z104]

KANDA


Ya, benar! Untuk Anda! Untuk Keluarga Besar Kanda!
Terima kasih teramat besar, tak terkira padanannya…
Tanpa Anda semua, kami bukan apa-apa!
Ini bukan jargon, ini benar-benar…
Hati kami terasa makin mendekat…
Pemikiran kami makin mendewasa…
Moga ini juga benar-benar sebenar-benarnya…
Berbagai halang bermacam rintang…
Berliku jalan berkelok dead lock…
Stagnan… Mandeg… Suntuk… Siklus…
dan… ke depan… mari kita perjuangkan…
[*]


HISTORICAL
Awal 2007, kami memperkenankan undangan band tamu dari Dewan Kesenian Kota Surabaya dalam acara Gebyar Musik LA, sekaligus menetapkan personel-personel tetap Kanda Band sebagai berikut:
  • Andrias Agvianto dengan nama panggung Andris Agvian, sebagai vocalist.
  • Anang Catur Susilarso dengan nama panggung Anang C. Sus, sebagai bassist.
  • Eddy dengan nama panggung Eddy, sebagai keyboardist.
  • Andy dengan nama panggung Andy, sebagai guitarist.
  • Aries dengan nama panggung Aries, sebagai drummer.
MANAGEMENT TOUCH
VISI
  • Modern hard rock band
  • Professional band
MISI
  • Menyejajarkan dengan band papan atas nasional secara proporsional
  • Menempuh dan membangun jalur indie/indie label sebagai salah satu jalur titian karir profesional
  • Membentuk manajemen profesional untuk kepentingan band baik internal maupun external serta mengembangkan unit-unit usaha yang berpotensi memperkuat kompetensi inti
Dul Giman Telurkan Album VCD Campursari
PURWOREJO-Tidak ada yang menyangka jika Dul Giman, 42 warga Desa Bubutan RT07 RW03, Kecamatan Purwodadi, Purworejo mampu berkarya lewat musik campursari alias tembang Jawa di kancah nasional. Dua album campursari karyanya yang berjudul "Kutho Purworejo" (2008) dan "Ziarah Wisata" (2009) telah beredar di pasaran. Kini album ketiganya berjudul 'Kepingin Kawin' siap ditelorkan tinggal menunggu dua tembang yang masih dalam tahap penyelesaian.

Kesuksesan Dul Giman merupakan harus bekerja keras. Kecintaanya terhadap musik sudah diperlihatkanya sejak usia remaja. Saat duduk di bangku SMP Bhakti Mulya Purwodadi, Ia sudah tergabung dalam band sekolah sebagai gitarissekaligus vokalis.

Berawal dari kegemaran bermain musik itulah kemudian terus berlanjut saat mengenyam pendidikan di SMA Rajawali di kota kembang Bandung tahun 1990. Dalam perantauannya di Bandung ia kembali membentuk grup band. Perjalanan Dul Giman semakin heroik ketika ia harus membiayai sekolahnya sendiri.

"Untuk biaya sekolah saya nyambi berjualan bakso, setelah lulus SMA saya mencoba masuk perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pasundan Bandung, namun hanya sampai semester IV dan ternyata dunia musik lebih kuat menarik hati saya," ungkap Dul Giman saat ditemui Radar Jogja di rumahnya, kemarin.

Dul Giman pun mencoba keberuntungan ke Jakarta sekitar tahun 2005 dengan bekerja serabutan. Namun, Giman tetap menciptakan tembang-tembang campursari yang ia rekam sendiri ke dalam pita kaset. Dan dengan berbekal keyakinan ia mencoba memberanikan diri menawarkan tembang-tembang karyanya yang ia iringi sendiri dengan gitar akustiknya ke beberapa produser.

Tahun 2008 menjadi sejarah tersendiri bagi Giman, sebuah perusahaan rekaman Irama Tara Jakarta meliriknya demo musik karyanya. Tidak hanya itu pihak produser juag menyetujui Giman masuk dapur rekaman. Sejak saat itu keluarlah album perdananya berjudul Kutho Purworejo dengan sepuluh lagu yakni Kutho Purworejo, Joko Rondho, Bali Ndeso, Ojo Kuatir, Terminal Purworejo, Keloro-loro, Kapusan, Kelingan, Srengenge Nyunar, dan Kacu Biru. Album perdananya telah tercetak 20.000 keping. Dari setiap kepingnya, Dul Giman mendapat royalti Rp 2.500.

Album keduanya kembali menyusul di tahun 2009 dengan judul "Wisata Ziarah". Sedikitnya sepuluh tembang masuk dalam album tersebut, yakni Ziarah Wisata, Numpak Montor, Sepur Prameks, Tobat, Kabar Angin, Stasiun Kutoarjo, Penyiar Radio, dan Leyeh-leyeh. Untuk album kedua ini baru beredar 5.000 keping VCD.

Kini Giman sedang merampungkan album ketiganya. "Kepingin Kawin" tinggal menunggu rekaman, tembang yang ada dalam album ketiganya ini yakni Kepingin Kawin, Clorot Kutoarjo, Mujur, Mung Sliramu, Iki Piye, Nelangsa dan Kembang Ndeso.

"Sejak album perdananya keluar, ia memilih pulang kampung dan berkarya di Purworejo. Rasanya lebih nikmat membuat tembang Jawa di rumah sendiri dibandingkan di Jakarta, Jakarta cukup sumpek dan kemrungsung," ujar Giman seraya menyebutkan bahwa karyanya sudah tersebar di Lampung, Jakarta, Yogyakarta dan Semarang .

Dikatakan Giman, untuk menciptakan sebuah lagu perlu mood. Jika ada mood membuat lirik lagu sekaligus iringan musik cukup satu minggu selesai. Karena jauh dari Jakarta, Giman selalu mengirimkan contoh lagu ke Jakarta melalui telepon. "Baru setelah musik lengkap selesai digarap di Jakarta, Dul Giman biasanya dihubungi untuk direkam suaranya di Jakarta," tandas Giman yang mengaku enjoy tinggal di desa bersama istrinya, Taryani, 39 dan dua putranya, Fendy Herianto, 17 dan Faisol Ardianto, 12. (TOM)
Sumber: Jawa Pos, Purworejo Kita

Bupati Purworejo Ajak Warga Dukung Agni di Idola Cilik


Ditulis oleh Ahmad Nas Imam, Purworejo News   

PURWOREJO, Kamis, 27 November 2008. Agni Tri Nubuwati (10) tahun, Kamis siang ini berjuang di Pentas Idola Cilik 2 RCTI untuk bisa lolos ke babak selanjutnya. Siswi kelas V-B SDN Purworejo anak pasangan Suyoto, SPd dan Siti Kuwatiningsih itu, berhasil menjadi finalis ajang pemilihan bakat Idola Cilik (IC) 2 RCTI. Agni telah tampil all out  saat show perdana tanggal 23 November lalu.
Agni didampingi kedua orang tuanya berpamitan dan minta dukungan Bupati Purworejo H Kelik Sumrahadi dalam acara Gendu Gendu Roso di pendopo kabupaten, Senin lalu. Dalam kesempatan itu Agni menampilkan kebolehannya bernyanyi dan memainkan gitar.
Bupati Purworejo dalam kesempatan tersebut memberikan dukungannya dengan mengajak seluruh masyarakat Purworejo untuk mengirim Short Message Service (SMS). “Kalau tidak punya pulsa, nanti saya kirimi,” guraunya disambut tawa hadirin
Dalam penampilan perdana Agni membawakan lagu hits Utopia berjudul Antara Ada dan Tiada. Untuk lagu bersama, yang dinyanyikan adalah lagu Topeng milik Peterpan. Judul lagu Walau Habis Terang dari Peterpan, dinyanyikan Agni saat tampil di acara yang sama pada tanggal 27 November 2008.
Ayah Agni, Suyoto mengatakan, penampilan Agni di acara Idola Cilik juga mendapat dukungan dari Drs H Legiman Misdiyono, seorang pengusaha sukses asal Purworejo. Legiman adalah putra daerah asal Desa Ganggeng Purworejo, yang merupakan Pimpinan Umum tabloid PULSA dan juga salah satu calon anggota DPR RI dari Dapil VI. Ia berjanji akan membantu Agni, karena gadis yang mengidolakan Sheila on 7 itu juga berjuang untuk mengharumkan nama  Kabupaten Purworejo.
Dalam dukungannya, dia telah memberikan apresiasi yang besar terhadap prestasi yang sudah mampu diraih Agni. “Ini bukti bahwa anak anak generasi muda Purworejo memiliki potensi besar dalam mengukir prestasi dan kemandirian, “katanya menirukan ucapan Legiman.
Agni berhasil meraih tiket Idola Cilik 2 RCTI setelah mengikuti audisi untuk wilayah DIY-Jawa Tengah yang diselenggarakan di Jogja Expo Center ( JEC) tanggal 14 sampai dengan 16 Oktober lalu. Dari total peserta audisi yang berjumlah 2.098 orang, awalnya diseleksi menjadi 54 orang. Selanjutnya diseleksi lagi menjadi tujuh anak, yaitu dari Yogyakarta, Salatiga, Ambarawa, Semarang dan Purworejo. Sedangkan Idola Cilik 2 di RCTI hanya diambil 42 orang se Indonesia.
Ibunda Agni, Siti Kuwatiningsih mengungkapkan, bahwa Agni sudah memiliki bakat menyanyi sejak kecil. Kemampuan itu kemudian diasah dengan diikutkan kursus musik di Apoyando sejak dua tahun lalu. Dan hasilnya ternyata cukup memuaskan karena bisa tampil di acara Idola Cilik di Jakarta.
Selain mempunyai bakat menyanyi  sejak kecil, Agni yang beralamat di Ngupasan RT 03 RW 10 Pangen Juru Tengah itu, juga berprestasi di sekolahnya. Ia selalu menduduki rangking teratas dari kelas 1 sampai kelas V SD.*