Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Demikian Rhenald Kasali menulis dalam bukunya Membidik Pasar Indonesia, beberapa tahun silam. Buku itu juga menguatkan positioning Rhenald Kasali yang disebut-sebut sebagai 'Bapak Segmentasi Pemasaran' ini. Kini, buku terakhirnya berjudul Cracking Zone bertutur tentang perubahan yang semakin cepat dan dinamis di era digital.
Nah, Teman-teman, pernahkah Anda juga mengamati bagaimana perilaku teman-teman kita sendiri saat membawa tas? Atau seperti apa corak tasnya? Apa saja yang ia cantumkan di sana? Wah, tentu butuh waktu lama untuk mengamatinya satu demi satu. Bisa dibilang, pasti akan menghabiskan waktu. Tapi tidak jika teman-teman mengamatinya sambil lalu, atau pada saat memang dibutuhkan untuk membunuh waktu dan mengalihkan perhatian.
Mencoba mengurai kajian gaya hidup, mungkin sesekali kita perlu mengamati walau tanpa metoda penelitian ala penyusunan skripsi. Salah satu gambar yang kami bidik di atas, terlihat ada sebuah pin yang yang menyertainya pada tas itu. Dan kalau diamati siapa gambar yang ada di pin itu, tentu mendapatkannya tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu kesempatan khusus tertentu dan momen yang mungkin sangat berarti buat si pemakai.
Ada seorang teman cerita, untuk mengisi barang-barang dagangan di tokonya, ia rajin dan tertib mengamati perilaku anak-anak seusia SMP dan perilakunya. Maklum, tiap pagi dan siang pasti mereka lewat depan toko kecilnya itu. Lambat laun ia mulai memilih dan menata tampilan tokonya sehingga tampak terang, bersih dan menarik minat anak-anak SMP itu untuk membeli di situ. Teman tadi menceritakan pengfamatannya setelah ia menjalankan, jadi pengalaman riil dan bukan bualan.
Tentu saja, lain toko lain siasatnya, entah itu toko barang-barang konsumsi atau toko barang khusus semacam tas. Akan halnya pada tas, ia dipengaruhi dengan tren, popularitas dan aspek fashion lain. Ini membutuhkan tak sekadar pengamatan, tapi juga pemahaman akan dinamika pasar dan pemasaran secara luas. :) Entah itu di Purworejo atau juga di kota lain.