Mr. RyOuSt's Fan Box...

GOOGLING..

MARI #NANGKRING SAMA KITA .. EMEMBEAN .. :)

Rabu, 21 September 2011

Keterampilan Iku Landheping Lading

"Sesampainya di laut.. kukabarkan semuanya.. kepada karang.. kepada ombak.. kepada matahari.. tetapi semua diam.. tetapi semua bisu.."


Saat hendak nge-blog tulisan ini, terlintaslah di benak kami tembang 'legendaris' Ebiet G. Ade yang mampu melintas masa dan melintas berbagai strata semesta perbincangan. Mencoba mengingat liriknya sebentar, mencocokkannya sambil memainkan player winamp, mmm.. memang enak juga.. Enaknya nge-blog dengan ngopi, ngepul, nglaras dan ngingat apa yang perlu disampaikan ke teman-teman kita. Tentunya kudu bermanfaat. Yeaaah, semangka..!!!


Siang itu, kami berkenalan dengan sejumlah keluarga besar Kanda, di sebuah persinggahan, di kota ini, Purworejo. Mungkin ini sebagian yang dinamakan kearifan lokal, semua cerita terbangun mengalir, sambung menyambung tanpa tendensi dan kepentingan sesaat. Ada nilai etika yang tercermin dari setiap kata 'maaf' sebelum kalimat-kalimat lazim di belahan kultur non Jawa. Mungkin ini juga yang dinamakan cara berbagi, tak sebatas apa yang dibagi, tapi sarat muatan manfaat dan tata cara kita mengkaji. Mungkin ini yang dinamakan harmoni, laksana di setiap simpang cerita selalu berbagi waktu dan saling mempersilakan saudara lain menyelesaikan kalimat-kalimat ujarnya.


Salah satu perbincangan saat itu, adalah tentang sejarah. Sedikit tentang era kerajaan termashur nusantara, sedikit tentang logika kokohnya bangunan candi dan berbagai peninggalan, sedikit tentang ilmu kanuragan, sedikit tentang rusaknya alam di dataran tinggi kota ini, dan sebagainya. Sebuah kesempatan untuk mengingat pesan-pesan moral yang mungkin terbenam di hiruk pikuknya kejadiaan terkini. Sundul, Gaaan..!


Ada pesan menarik saat kami sampai pada perbincangan indera keenam. Konon, sebuah 'keterampilan' yang berhubungan dengan indera keenam ini perlu latihan, laksana mengasah sebuah pisau. Makin sering diasah, makin tajamlah dia. Makin teratur frekuensi mengasahnya, makin tajamlah dia. Tinggal bagaimana kita mengelola si mata pisau itu. Ada pilihan sikap saat seseorang enggan mempelajari ilmu kanuragan tingkat tinggi, karena kuatir makin sombong dan tak kuasa mengelola kelebihan itu nantinya. Ada pilihan sikap pula, saat seseorang mempelajari 'tenaga dalam' untuk kebutuhan (bukan keinginan semata) penyembuhan berbagai macam penyakit. Jadi, kembali ke diri kita, bagaimana mengelola, memperlakukan, memanfaatkan kelebihan keterampilan itu semestinya. Satu pesan baik, jangan biarkan seorang anak kecil bermain sebilah pisau!


Kami pun segera mengakhiri asyiknya perbincangan siang itu, segera mohon diri. Tentu karena ada lagi agenda berbagi. :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

~~~ Follow @MrRyOuSt di Twitter ~~~